Minggu, 11 Maret 2012

DAMPAK ES BALOK BAGI KESEHATAN

Es balok merupakan hasil perubahan dari zat cair menjadi padat. Sebagian besar orang beranggapan bahwa es balok dibuat dari air mentah. Akan tetapi ada pula yang mengatakan bahwa tidak semua perusahaan es balok menggunakan air yang benar - benar mentah, melainkan air yang sudah melalui sterilisasi. Hanya saja, memang tidak ada yang bisa menjamin kebersihan es balok selama proses pengangkutan dan penyimpanannya. Apalagi sebagian es balok dibuat hanya untuk tujuan pengawetan hasil laut dan mendinginkan minuman dalam kemasan. Itulah sebabnya banyak pedagang minuman menggunakan es yang tidak layak konsumsi.

Sebuah penelitian menunjukan, es balok yang diambil di sekitar kampus IPB Darmaga, Bogor, 10% diantaranya mengandung bakteri E.Coli. Bakteri lain yang juga teridentifikasi pada saat pengujian adalah Enterobacter sp. , Enterobacter cloacea, Pseudomonas sp. , Citrobacter dan Klebsiella. Namun, dari semua bakteri tersebut, keberadaan bakteri E. Coli yang patut diwaspadai.

Adapun hasil wawancara dengan seorang penjual es balok yang ada di Kota Serang, Banten tepatnya di Kp. Pakupatan, yaitu saudara Olis, seorang pemuda berusia 20 tahun yang tinggal di Kp. Pakupatan, Serang Banten. Ia mulai menekuni usaha ini sekitar 2 (dua) bulan yang lalu. Alasan mengapa ia memilih bekerja sebagai penjual es balok salah satunya karena sulitnya lapangan pekerjaan. Dalam usahanya ini ia dibantu oleh rekannya. Es balok ini biasa dijual kepada para pedagang minuman di sekitar Kp. Pakupatan Kota Serang, Banten yang sudah menjadi langganannya. Setiap harinya ia hanya mengantarkan es balok pesanan pelanggannya itu. Dan harga tiap baloknya sekitar Rp. 30.000,-.
Es balok yang ia jual ini ternyata bukanlah hasil produksinya sendiri, melainkan pasokan dari salah satu agen yang ada di Jakarta. Meskipun ia hanya sebagai distributor saja, tetapi ketika ditanya mengenai cara pembuatannya ia pun mengaku sedikit mengetahui bagaimana cara pembuatan es balok ini. "Pembuatan es balok ini lumayan makan waktu lama dan memakai alat - alat yang berat", uangkapnya.

Ia mengatakan bahwa proses produksi dilakukan di ruangan khusus seperti kulkas (lemari es) yang terbuat dari beton berlapis papan, yaitu tempat dimana air dibekukan menjadi es. Sebelumnya air dimasukkan ke tangki penampungan lalu dipompa dan dimasukkan ke cetakan model es. Setelah terisi, satu set cetakan air diangkat menggunakan mesin pengangkut otomatis. Kemudian cetakan dimasukkan ke dalam freezer di kolong papan. Proses selanjutnya adalah memanen. Es-es yang sudah beku dikeuarkan dari cetakannya dengan cara menyiram menggunakan air suhu normal. Kemudian, alat cetak digoyang - goyang supaya es balok lepas dari cetakan yang terbuat dari plat seng. Ketika ditanya mengenai asal air yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan es, menurut sepengeahuannya air tersebut berasal dari PDAM.


Menurutnya, es balok yang ia jual ini aman dan tidak berbahaya bagi konsuen. Akan tetapi pendapatnya itu seakan tidak dapat begitu saja dibenarkan jika kita melihat tempat penyimpanan dan pengangkutan es balok yang diletakkan di dalam gerobak terbuka tanpa alas. Sangat mungkin selama melalui mata rantai dari produsen ke konsumen, ataupun dari distributor ke pedagang yang kemudian di konsumsi oleh konsumen, es itu tercemar bakteri E. Coli yang dibawa oleh angin. Ini membuktikan bahwa kebersihannya pun tidak terjamin. Apakah es balok ini layak atau tidak untuk dikonsumsi? Semua tergantung pada konsumen. Jika tidak yakin, pilih saja minuman dalam kemasan yang telah didinginkan tanpa perlu dicampur dengan es balok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar